Tyka Manis


Rencana tuhan memanglah sangat indah. Ketika pertemuan itu menjadi sebuah pilihan , perpisahanpun akan datang untuk menjemputnya.  Tidak seharusnya hati menolak pada sebuah perpisahan yang telah menjadi warna-warni kehidupan. Tak layak pula jasamani merongrong ingin menghindar pada perpisahan, Hanya saja ketakutan yang menyelimuti jikalau perpisahan ini memanglah perpisahan yang terakhir dan berujung tak akan bertemu kembali.
Titah-titah kehidupan telah terangkai indah dengan kenangan bersama. Getir yang menggelitik hati pun telah menyatu mewarnai oase perjalanan kita. Tak peduli seberapa lama aku mengarungi sebagian kisahku. Acuh akan menjadi pilihan terbaik untuk ujung kisah ini. Kisahku tak akan pernah menjadi sempurna tanpa ada kalian yang mewarnainya. Cintaku pun tak akan membiru jika aku tak memaknainya. Air mataku tak akan pernah menetes saat lezatnya kepahitan itu telah ku telan.

Seperti lautan, ikan-ikan dan karang lautan menjadi pewarna manis-pahitnya. Terkadang orang yang menang dan berkuasa dialah yang akan menjadi pemenangnya, terkadang orang yang biasa menjadi luar biasa dengan keberuntungan dan tekad-tekadnya. Bukan suatu hal yang sukar menjadi sangat terbiasa saat melihat tingkah-tingkah konyol kalian dan senyum kalian selalu merekah.
Senyum itu menjadi obat penawar perjalanan kisahku. Sampai kapan ku lihat senyum itu, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Ataukah aku tak akan pernah melihat itu lagi dan menikmatinya untuk yang kedua kalinya. Teriakan yang membuat kebisingan tak lagi asing lagi ku dengar. Gedoran pintu yang terus-menerus tak menjadi penghalang bahwa aku hanya bisa menggelengkan kepala. Seperti anak kecil saja yang pulang saat bertemu ibunya. Huft. . :’(
Tak peduli seberapa kencang angin menerpa tubuhku. Tak berharap seberapa melambungnya cita-citaku saat kalian datang dan  menemaniku. Aku hanya bisa mengenang, menangis, dan bersedih di palung hatiku karena aku akan kehilangan kalian.
NB: Sebuah Surat dari peri kecil. .
El faQir

Nduk
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar