Tyka Manis
Kenapa harus engkau yang kukenal? Kenapa harus engkau yang kutau? Kenapa harus engkau yang datang? Kenapa harus engkau yang di sana bukan di sini? Kenapa harus engkau yang konyol yang ada? kenapa harus engkau semuanya…
Ku pungkiri semuanya yang ada. ku telak apa yang di katakan orang. Ku tangkis tiap ocehan-ocehan orang. Ku sapa ocehan dengan wajah periang bak tak ada guratan kesedihan terpancar. Gurat hati meronta-ronta kenapa harus bertemu dengan sosok kamu. Jantung hati meledak-ledak kenapa hanya ada kamu yang ada.
Mungkin lebih baik aku tidak mengenalmu dari awal. Mungkin juga aku sebaiknya tidak perlu ingin tau akan kamu. Dan mungkin saja sebaiknya aku tidak di pertemukanmu. Sesal karena pernah mengenalmu. Bukan karena kau yang di sana, tapi karena aku yang bodoh karena pernah mau berteman sama kamu.
Sosokmu memanglah baik. Ramah, sopan, peduli masyarakat.. Kepedulianmu pada orang lain membuat dirimu lupa akan kebutuhanmu dengan dirimu sendiri. Seakan-akan lupa dari rutinitas yang ada. yah, sosok yang sempurna yang terlihat. Kesempurnaan yang selalu meliputi tiap langkah dan gontah kakimu. Tapi Mengapa Suara hatiku menolak adanya kamu?
Pertemuan itu kini menjadi kenangan yang tak terlupakan. Memang berteman adalah anugrah terindah tapi mengetahuimu jauh lebih indah. Kini, aku di sini mencaci, memaki dirimu sendiri karena pertemuan yang singkat tapi hanya menimbulkan luka yang membekas. Luka yang tak akan padam walau dengan obat apapun. luka itu hanya bisa di tutup dengan berlembar-lembar noktah putih mengiringinya.
Hanya kau yang mengerti. Hanya kau juga yang tau gurat hati saat sedih melandaku. Hanya kaulah yang mengetauhi semuanya. Memang tak ada kata menyesal mengenal. Tak ada kata menyesal saling tahu. Tak ada kata menyesal dalam bersahabat. Tak ada kata menyesal dalam berteman.
Kebaikan yang kau berikan membuatku malu pada diriku sendiri. Santunan kasih yang kau curahkan membuat aku tertunduk pada kamu. Kau memanglah orang ramah, peduli dan baik. Aku menyesal kenapa harus aku yang kau kenal bukan orang baik di sana yang kau kenal. Aku menyesal mengenalmu. Lebih baik aku tidak mengenalmu dari awal daripada noktah- noktah hitam itu selalu menjeratmu dalam keburukan. Inilah alasanku menyesal mengenalmu. aku tak ingin kau tidak baik karena aku.
Selamat tinggal kau yang disana. Selamat tinggal juga perjalanan hidup yang lalu itu. Selamat tinggal juga semuanya. Menyesal mengenalmu juga bahagia karena pernah bertemu dengan kamu.
Note: menyesal mengenalmu bukan berarti tidak mau mengenalmu.

El FaQir

Tyka ( With Love)
Label: | edit post
6 Responses

  1. Unknown Says:

    alumni leler npo mb ,


  2. Tyka Manis Says:
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

  3. Tyka Manis Says:

    Nggih mb pernah di leler sebentra...
    Mbak alumni leler?


  4. Anonim Says:

    El faqir nasuha ..


  5. Anonim Says:

    El faqir nasuha ..


Posting Komentar