Berhusnudzon? Positive thinking dalam setiap keadaan. Mengambil sisi kebaikan dari permasalahan. Menarik benang merah bahwa kenegativan tidak kan hinggap bahkan hadir alam kehidupan kita.
Bukankah berhusnudzon itu indah? Penat dan beban pikiran tidak akan melanda kita. Rasa benci pun tak akan sesekali hinggap dalam hati. perasaan was-was dan khawatir tidak akan pernah tumbuh karena pada dasarnya kita yang mengatur perasaan itu. Titik kepositifan yang mengubah Dzon itu.
Bukankah sesuatu yang besar itu berasal dari sesuatu yang kecil? Besar adalah kumpulan kepingan-kepingan kecil. Begitupun hal itu berlaku padaseseorang, orang yang besar , awalnya hanyalah seseorang yang kecil yang tiada artinya.
Mungkin kita sering melupakan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Padahal justru hal yang kecil ituu yang akan mempengarui di hari esok. Tapi terkadang kita justru melupakannya dan tidak menghargainya.
Saat kita menginginkan menjadi seorang yang berilmu, maka tidak lupa pula kita menghargai kita kita. Menjadi pendengar yang baik , bukuyang menjadi penyalur untuk ilmu itu hendaklah berusaha memulyakannya. Terus menerus menelaah mempelajarinya. Tidak pernah sesekali mengabaikanya.
Memang tidak ada salah dalam tiap perkataanmu bahkan aku pun tak pantas menyalahkanmu bahkan menyangkal setiap keputusanmu. Menjawab tiap tutur katamu. Menepis apa yang menjadi pendapatmu. Aku punya alasan karena itu, alasan dimana kamu tak akan pernah memahaminya bahkan mengerti setiap posisi dalam hidupku.
Terdengar beribu kata maaf terucap di bibirmu. Terdengar pula tiap janji-janjimu. Mengapa dan mengapa tidak ada tindakan yang bisa kau buktikan untuk hal itu. Telinga ini sampai bosan mendengarnya. Hati ini pun sudah bosan dengan ucapan tanpa ada kejelasan.
Mungkin kita bisa menggambarkan debator itu seperti apa. Lebih-lebih dalam perkataan. Dia mempunyai keindahan berbicara dan bertutur kata. Mampu menguraikan apa-apa yang ada dalam benaknya menjadi perkataan yang bernilai. Dia pun dapat menjadi seorang pembicara yang handal dalam situasi apapun.
Semua orang bisa dalam berbicara tapi tidak semua bisa berbicara pada publik. Mental dan kepercayaan diri sangatlah di butuhkan. Bagi seorang yang telah terbiasa berbicara di depan public munkinlah mudah tapi bagi seseorang yang takut bahkan kaku ketika di public itu adalah hal yang berat untuk di lakukan.
Apakah menjadi debator itu mudah? Tenyata tidak. Kita harus memunyai kreativitas dalam bertutur kata, keluwesan dalam berbicara, dan kemantapan dalam menyanggahnya.
Sudah berapa lama waktu telah berlalu tanpa adanya ilmu yang terpelajari. Haus sudah aku dengan aliran-aliran ilmu itu. Tanpa adanya arah dan tujuan ku duduk sendiri di temani bunyi air yang mengalir. Mengatasi kesunyian yang ada. aku rindu dengan gerimisnya ilmu itu.
Dimanakah engkau berada? Dimanakah engkau mengembara? Apa yang kau cari di sana? Tak taukah ruangan ini telah keriang dengan kalam-kalam indahmu? Tak taukah juga malam-malam ini di lalui tanpa adanya bijaknya sosokmu?