Tyka Manis
Benci? Apakah itu kata yang tepat untuk menggambarkan hatiku saat ini. Kebencian yang membara yang membuat tubuh ini panas di bakar api kebencian itu. Kebencian yang mengubah keikhlasan menjadi kemungkaran. Rela menjadi pamrih. Senang jadi susah dan kedamaian menjadi kesengsaraan. Sifat benci ini benar-benar telah merasuk pada diri ini. Kebencian itu sakit rasanya. Aku ingin membuang kebencian ini hingga jauh sampai rasa rela dan cinta itu tumbuh lagi. Aku di grogoti dengan nafsu yang menjadikan benci ini semakin tinggi dan tinggi. Ingin rasanya ku kubur buih-buih kebencian. Sayangnya, aku tidak bisa melakukanya.
Label: 0 komentar | | edit post
Tyka Manis
Adek. . .
Mbak mengenalmu karena Allah telah menjadikan kita saudara. Saudara yang di pertemukan dalam satu keluarga bahagia. Allah juga menjadikan kasih sayang tumbuh mekar indah di antara kita. Kebahagiaan itu akan menjadi indah di tambah dengan buih-buih kasih sayang persaudaraan kita AdekQ. Memang mbak tidak bisa memberikanmu kebahagian bahkan sering menimbulkan pertengkaran di antara kita. Karena pertengkaran itu menimbulkan kerinduan hati akan sosok kecil dan cantik di mataQ.
Tyka Manis
Nahwu dan shorof? Yah ilmu itu tidak asing di dengar di kalangan pesantren. Tiap sekolah yang bernaungan pesantren tak luput dan tak pernah ketinggalan dengan 2 ilmu tersebut. Kedua ilmu yang berkesinambungan antara satu dengan yang lainya. Bagaikan tangkai dengan daunya yang tidak dapat terpisahkan. Nahwu ialah ilmu yag mempelajari perubahan harokat terkhir dalam suku kata bahasa arab, sedangkan shorof ialah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata dari kata yang satu ke bentuk kata yang lainya.
Di dunia pesantren terdapat berbagai jenis kitab yang bisa di jadikan referensi dalam pembelajaran. Salah satunya adalah jurumiyah dalam kitab nahwu dan amtsilat at tasrifiyah dalam shorof. Bagi seorang pemula kitab ini sangatlah cocok untuk di rincikan dan di perjelaskan. Penjelasanya pun juga tidak rumit jadi lebih terkesan mudah.
Tyka Manis
Air mata bercucuran dimana-mana
Tak tau sampai kapan berhentinya
Terdiam dalam kesendirian
Terpaku dalam kesedihan
                Aku menangis karena-Mu
                Aku menangis karena  membutuhkan-Mu
                Aku menangis karena  Engkau Cintaku
                Dan aku menangis karena aku adalah hamba-Mu

Hati memang tak bisa berbohong
Hati memang tak bisa mengelak
Hati pun tak bisa di pungkiri
Dan hati juga tak bisa di ingkari
Label: 0 komentar | | edit post
Tyka Manis
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap orang. Bagaimana tidak? Pepatah mengatakan jika kalian menginginkan dunia maka dengan ilmu, jika kita menginginkan akhirat maka dengan ilmu pula, dan jika kalian menginginkan keduanya(dunia dan akhirat) maka ilmu pun menjadi pilihan.. Ilmu pun secara tidak langsung menjadi kebutuhan insani. Kebutuhan dimana orang rela mencari ilmu itu dengan berbagai upaya. Baik dari segi rohani maupun jasmani.
Mencari ilmu pun ada beberapa syarat yang harusnya di lakukan bagi tholabul ilmi. Syarat-syarat tersebut akan terperincikan di dalam pembahasan ini. Kandungan tentang persyaratan itu akan lebih di tegaskan dengan penyataan di ta’lim muta’lim.
Tyka Manis

Ta’lim Muta’lim kitab dimana ungkapan tersebut terdapat di dalamnya. Ungkapan yang begitu dasyat ketika di baca maupun di dengar. Memang ungkapan itu cenderung singkat tapi luar biasa ketika itu di dalami dan di resapi maknanya. Kata yang menjadi motivasi diri dan mengurainya dengan serpihan-serpihan keikhalasan untuk membentengi diri dari kenegativan. Kata itu menjelma menjadi magnet yang merubah  serpihan itu berbentuk segumpal semangat berjuang untuk menggali ilmu setinggi mungkin dan sebanyak ilmu itu di raih.
Yah kata itu aku dapatkan ketika pesantren menjadi pilhan belajarku. Keistiqomahan membaca itu kebaikan demi kebaikan tumbuh di iringi dengan bertambahnya keilmuan yang di peroleh. Bertambahnya kecintaan menjadi tholabul ilmi yang berbudi di sambut dengan keikhlasan tertanam di hati.