Tyka Manis
قال انك لن تستطيع معي صبر 
“ Sesungguhnya engkau tidak akan sabar bersamaku”
Tiap potongan ayat itu terdengar dan terlafadz , seketika membuat dada ini sesak. Bagaimana tidak kata itu di berikan sahabat terbaikku waktu itu. Tepat di bawah naungan sholat aku berada dan al quran sebagai saksi. Terbesit dalam benak ini, apa salahku padanya? Apa yang membuat dia bekata seperti ini? Apa aku pernah tidak sabar menghadapinya? Apakah aku mengecewakanya? Masih adakah kesempatan untuk mengulang semuaya? Masih adakah kata maaf ? pertanyaan demi pertanyaan tertumbun dalam benak ini. Diam membisu. Bagai kesepian di tengah keramaian naungan sujudku.
Aku menengok ke tempat sahabatku berada. Dia membisu dalam kesendiriannya. Aku tahu dia mempunyai masalah- masalah yang berat. Aku pun tau dia di landa stress yang luar biasa. Aku pun tahu, dia merasa allah tak adil padanya. Aku tahu apa yang di rasakanya. Aku pun tahu bahwa orang-orang juga tak layak memperlakukanya.
Aku mendekat sejengkal demi sejengkal. Perihal apa yang menimpamu saat ini shobat? Hanya tangisan yang aku dengar dan kemarahan yang terpendam Nampak di wajah manismu itu. Pertanyaan yang tertumpu di kepalaku seketika aku muntahkan semuanya. Aku mencoba menenangkannya dan berkata
ستجدني انشاء الله صابرا
Kelegaan yang tersirat  di wajahnya. Aku pun merasa begitu lega dia masih mempercayai dan memahami kesibukanku. Dia menceritakan perihal masalahnya. Dari mulai cintanya yang tak di setujui oleh kedua orang tuanya di tambah lagi peyakit yang di deranya saat ini mengalami komplikasi dan  hafalan 30 juznya memudar hilang hingga tak berbekas. Tak bisa di bayangkan aku berada di posisinya, dia harus mengulang dari awal apa yang ia tanamkan sejak kecil. dia harus melawan penyakit dengan kegembiraan dan keikhlasanya. Ya Robb apakah ini memang yang terbaik baginya? Sesunggunya engkau tidak akan mencoba suatu hamba terkecuali dengan kemampuanya.
Shobat, sekarang kau jauh di sana. Di tempat kamu di lahirkan. Tepat 5 bulan kita tak berjumpa dan bertegur sapa. Tersimpan kenangan indah dan kegetiran hidup yang kita alami. Baik-baik di sana dan tetaplah raih impianmu meski dengan keterbatasan yang kau punya. Kamu tetaplah yang dulu. Punya sejuta cara untuk menenangkan diri dari masalah. Punya sejuta cara untuk menyembunyikan semuanya. Bagiku kamu adalah orang paling tegar di tengah umurmu saat ini.
Teruntuk: seseorang yang tegar di balik karang kehidupan
Inspirasi: Cerita sahabat

                                                                                 El FaQir

                                                                                 Tyka
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar