Tyka Manis
Di penantian akhir bulan ramadhon, saatnya kita menjemput sang lailatul qodar. Malam yang lebih baik daripada seribu bulan menjadi titik temu untuk siapapun. Semua orang menantikan kedatanganya, ingin menyambutnya bahkan menyapanya dengan berjuta doa dan permohonan ampunan pada Sang Kholiq. Malam menjadikan tumbuh-tumbuhan bertasbih, langit-langit yang indah yang menimbulkan kesejukan bagi siapa yang menemuinya.
Sepuluh hari terakhir bulan ramadhan seakan-akan menjadi tombak dalam penghujung doa-doa dan pengharapan. Bulan ramadhan yang menjadikan malam yang gelap di penuhi cahaya terang yang terang benderang. Maha besar Allah dengan segala kekuasaanya.
Di malam ke-21, awal penantian telah di mulai. Saatnya bermunajat dengan sang pemilik Kekuasaan. Malam hari yang terasa berbeda dengan biasanya. Udara sejuk, langit seakan-akan membelah dan menampakkan cerahnya, angin yang semillir dingin di temani rintik-rintik hujan yang menambah kesejukanya. Ya Robby, Aku menantikan malammu.
Sekelilng rumah seakan menjadi ramai. Teman-teman sibuk bercumbu dengan sang kholiq. Ruang-ruang pengampunan telah di buka, pintu kasih sayang telah melebar. Rintihan alunan al quran terdengar indah di setiap penjuru ruang. Suara isakan tangis terdengar menjadi tanda penyesalan dan permohonan ampunan. Inilah salah satu malammu yang di nantikan oleh sejuta umat itu ya robby.
Izinkanlah hamba menjadi salah satu bagian orang yang mendapat kasih sayang Engkau Ya Robby.
الهم انك عفو تحب العفو فاعفو عني
Note: Meniti Harapan-Mu        
El FaQir

Tyka
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar