Idul Adha adalah
hari raya kurban bagi orang muslimin. Dan orang muslim yang ingin berkurban
maka berkurbanlah seperti di jelaskan ayat Al Quran Al Kautsar ayat 2. Berkurban
yakni menyembelih binatang ternak yang di niatkan semata-mata karena Allah Ta’ala.
Maroko, Idul
Adha memang terasa berbeda dengan di Indonesia di sebabkan karena Indonesia
dengan maroko mempunyai kebudayaan yang berbeda. Dari mulai cara dan sistem berkurban
berbeda.
Di Indonesia berbeda
pula dengan maroko. Indonesia hari raya kurban tidah seramai Hari Raya fitri. Ketika
hari raya fitri jalan, tempat di penuhi warga dengan berbagai kesibukan untuk mempersiapkan
apa-apa menjelang hari fitri. Tapi ketika hari raya kurban nampak lebih sepi
dari Hari fitri.
Di negri Senja,
Maroko, tampak warga memenuhi area pasar guna persiapan untuk Adha. Dari mulai
tusuk sate, panggangan dan segala macam alat-alat pembakaran. Warga tampak
antusias menyambut Adha. Dan tak kalah pentingnya lagi setiap kepala keluarga maroko
pasti menyembelih binatang kurban baik itu 1 ataupun lebih. Dari mulai kaya
sampai orang tidak punya pun ingin merasakan berkurban. Lain halnya dengan Indonesia
yang hanya beberapa orang yang berkurban tapi kebudayaan ini yang menjadi
terasa indah karena kita bisa merasakan nikmatnya antara si kaya dan si miskin.
Yah maroko tetap
maroko, Indonesia tetaplah Indonesia. Mereka punya adat yang berbeda. Setiap kebudayaan
punya unsur dan dasar yang beda dan masing-masing kebudayaan itu pula mempunyai
nilai positive dan negative. Satu hal yang perlu di ingat “ Hargailah Perbedaan”
karena dia sangatlah indah ketika kita bisa mengambil sisi-sisi kebaikan antar
keduanya.
NB: Renungan
Malam
El FaQir
Tyka
Posting Komentar