Tyka Manis

Alfiah adalah ilmu yang mempelajari tentang nahwu dan shorof. Nahwu yang berhubungan dengan berubahnya akhir kalimat di sebabkan amil yang masuk dan sholrof adalah perubahan bentuk kata yang satu ke kata yang lain yang di jadikan dalam peyesuaian kalimat.
Alfiah adalah nama kitab yang selama ini aku dambakan untuk mempelajarinya. Tidak tau rasa itu mulai dari kapan. Sejak menjadi santri di kelas 4 rasa ingin tahuku semakin menjadi-jadi. Padahal kalau di bilang tau kitabnya pun aku tidak mengetahuinya. Hanya saja guru-guruku selalu berkata “ Jikalau kalian ingin serius belajar ilmu nahwu alangkah baikny kalian pernah tahu dan belajar ALFIAH”.
Sifat keingintahuan ini yang menjadikanku terus mencari dan mencari. Aku beranikan diriku untuk meminjam kitab pada guruku. Yah,  aku mendapatkan dua buah kitab, satu di syarahi oleh Imam Malik dan satu di syarahi oleh Ibnu Aqil. Tapi keingintahuan ini tak cukup ketika lembar demi lembar alfiah aku baca dan pahami, Gumamku dalam hati “ Kitab ini begitu Simple dan Komplit dari perbaitnya tapi mengapa aku semakin susah memahaminya?”.
Lembar demi lembar, hari berganti hari. Ku sempatkan menengok isi Alfiah walaupun aku kesulitan memahaminya sendiri. Tidak kuhiraukan itu semua dan yang terpenting aku terus membaca. Akhirnya aku pun menyerah, Ternyata aku tidak bisa memahaminya lewat kasat mata saja. Bukankah mencari ilmu itu butuh seorang guru untuk menjadi pembimbingnya?.
Ku beraniakan hanya sekedar meminta ilmu pada guruku ntuk mem-privat-iku alfiah. Tapi alangkah malangnya nasibku, guru terlalu sibuk sampai tidak bisa mengajariku dan menjelaskanku secara gambling isi dari kitab itu. Sampai akhirnya ku tutup lembaran mimpiku untuk menjadikan ia menjadi kekasih dalam ilmu Nahwuku.
Setelah lulus dari Madrasah Aliyah, kuputuskan aku untuk menjadi santri lagi. Yah aku merasakan masih sangatlah kurang ilmuku dalam Agama. Aku mengikuti temanku di rumahnya yang kebetulan dialah pemilik pondok tersebut. Sesampai di sana ternyata aku di perlakukan menjadi seorang tamu yang di jamu dengan begitu baik oleh pemilik rumah tersebut. Yah keinginanku menjadi Santri pun usai sudah.
Jalan Allah memang indah, karena hidup di lingkungan pesantren aku pun bisa menanyakan langsung perihal kesulitanku dalam nahwu yang bisa di kaitkan dalam Alfiah. Ilmu pertama dari bait Alfiah yang ku pelajari bab “ Tanazu’ dan Isytighol”. Dua bab yang sampai sekarang aku mengingatnya dan menjadikanya kenangan indah di awal Alfiahku. Karena aku tidak tinggal lama hanya 6 minggu maka aku pun tidak bisa mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya tapi Insya Allah 6 mingguk menjadi 6 Minggu terindah dalam perjalanan hidupku.
Ku tutup lembaran-lembaran Alfiah itu, ku jadikan ia menjadi salah satu mimpiku yang tertunda. Ku berharap aku bisa mendapatkannya walaupun aku telah berada jauh dari negri yang telah memberikanku berjuta-juta ilmu. Ku jadikan ia Belahan jiwa di hatiku meskipun raga tidak bisa menghabiskan waktu bercumbu denganya
NB: Selagi Engkau bisa kejar mimpimu kejarlah walaupun mimpimu sebatas lebaran buku usang yang tidak berbentuk adanya

El FaQir

Tyka
Label: | edit post
1 Response
  1. Unknown Says:

    ngapunten mbak, bisa dijelaskan sekilas soal bab Istighol dan tanazu'. Dan apakah disana ada semacam hikmah yg bs kita. ambil?
    Soalnya ustadz saya pernah bilang, jika seseorang udah pernah ngaji alfiyah, khususnya bab Tanazu n istighol, maka tidak akan kesulitan dalam menghadapi keruwetan dunia. Mhn petunjuknya


Posting Komentar