Mimpi yang telah
tertunda itu telah menjadi jalan terang bagiku. Allah memang tidak pernah
menghalangi niatku untuk mencari ilmu. Jalan itu selalu ada dan titik terang
itu pun mulai nyata. Mimpi yang telah di tunggu 6 tahun sudah telah menjadi
nyata walaupun mimpi itu tidak bisa sempura seperti yang kita teorikan.
Maghrib, Negri
dimana bangunan mimpiku telah sampai pada peraduanya. Negri dimana pengarang
Alfiah Imam Malik ini sangat masyhur kealimanya. Negri yang mayoritas
penduduknya menggunakan madzhab maliki sebagai dasar hukumnya. Kitab Alfiah
yang sudah tidak di ragukan orang mengetahuinya dan mempelajarinya.
Awalnya timbul
keraguan untuk membuka mimpi yang telah tertunda itu menjadi kenyataan. Keraguan
adanya karena aku harus di hadapkan 2 kondisi yang berlawanan. Kitab-kitab
kuliah yang harus aku baca untuk memahaminya dengan menuai mimpi itu menjadi
kenyataan di negri Imam malik ini. Ternyata Allah memang telah merencanakan sesuatu yang indah di dalam
skenario untuk hambanya. Ini lebih indah seperti yang di bayangkan.
Di waktu yang
tidak terbayangkan, mataku menyusuri sekeliling yang di dalamnya tak lain
sedang mengkaji kitab Alfiah. Pengajaran Alfiah yang menggunakan bahasa pertiwi
membuat lebih mudah di pahami dan di mengerti membuatku tertarik ingin masuk
kedalamnya. Tanda Tanya yang ada: “ Apakah aku bisa menjadi bagian dari mereka?”.
Sungguh terdiam seribu bahasa apakah memang ini jawaban dari semua keinginan?
Ku putuskan
untuk masuk mengkaji kitab ALFIAH IBNU MALIK itu. Rasa gembira tak terkira, aku
bisa memegang kitabnya lagi dan mempelajarinya langsung. Hari demi hariku
pelajari bait-bait alfiah dengan seksama dan menjadikanya keistiqomahan di
pikirku. Rasa ketidak percayaan diriku pun mulai, aku merasa menjadi orang yang
paling bodoh dan tidak tahu di sini. Mempelajarinya pun ini yang pertama kali
apalagi hafal bait-baitnya sedangkan sekelilingku mereka telah menghafal alfiah
dan mengkajinya di pondok pesantrenya.
Rasa ketidakpercayaan
diri dan minder itu aku binasakan di benakku dan ku tanamkan rasa cintaku
agarku mendapat ilmu lebih dari Alfiah ini. Dengan dukungan sekelilingku pula
serta ustadku yang telah menjadikanku terus terpacu di bara api semangat ini. Yah
aku seutuhnya telah mempelajari Alfiah. Seribu bait yang menyimpan berjuta-juta
misteri ilmu. Nikmat Allah mana yang telah engkau dustakan.
Kurang dari
setahun kajian kitab alfiah ini telah usai. Meskipun banyak jalan-jalan terjal,
penyakit malas, ketiduran, acaradan masih banyak hal lain yang meyebabkan liburnya
pengajian. Tapi tak surut pula hati ini untuk sampai menghatamkanya.
Alhamdulillah 6 tahun penantian terjawab dengan tabarukan 8 bulan. Robby, Engkau
memang sutradara terbaik bagi hambanya.
Kini Alfiahku
telah usai dan khatam. Ku mengharapkan ini bukanlah hal yang pertama dan
terakhir mempelajarinya. Butuh kajian ulang untuk memperdalaminya. Semoga ini
menjadi manfaah di hari esok dan selanjutnya. Ku titipkan tetesan air mataku
untuk mengakhirinya.
Terima kasih tak
terkira kusampaikan untuk Pengarang kitab ini yakni Imam malik, Ustadku Nuriz
Zain yang rela memberikan waktunya untuk muridmu yang tak seberapa bisa ini di tambah
melalui beliaulah mimpiku telah menjadi nyata walapun Alfiahku tak bisa
sempurna dari awal. Bingkisan cinta buat Adikku Lailatul Mufarohah yang telah
sudi mengajari bait alfiah Awalku yang tak sempurna ini, buat Mabruroh El Majid
yang telah rela menyisakan waktunya untuk menyimak hafalan Alfiahku meskipun
banyak salah pada El faqir ini, Buat Kumala Sari dan Noor Azimah yang telah menjadi partner hafalanku dan
menambah semangatku untuk terus maju dan maju melangkah, Buat Nia Meylia yang
telah memacu semangat lewat butiran kata-kata berharga untukku, Buat Sukatamam
yang telah membantu menjelaskan bait-bait alfiah yang rumit, buat Nur Fitriani
fatihah yang telah meminjamkanku kitab untuk membaca syarah Imam Malik itu, dan
untuk kakak yang telah menyemangatiku untuk belajar dan terus belajar, ingat
pesan orang tuamu yang telah membiayaimu samapi di negri Maghrib ini dan
terakhir untuk Seluruh teman-temanku Indonesia khususnya Kenitra yang telah
memberikan dorongan belajar padaku.
El faQir
Tyka
Posting Komentar