Tyka Manis

Ta’lim Muta’lim kitab dimana ungkapan tersebut terdapat di dalamnya. Ungkapan yang begitu dasyat ketika di baca maupun di dengar. Memang ungkapan itu cenderung singkat tapi luar biasa ketika itu di dalami dan di resapi maknanya. Kata yang menjadi motivasi diri dan mengurainya dengan serpihan-serpihan keikhalasan untuk membentengi diri dari kenegativan. Kata itu menjelma menjadi magnet yang merubah  serpihan itu berbentuk segumpal semangat berjuang untuk menggali ilmu setinggi mungkin dan sebanyak ilmu itu di raih.
Yah kata itu aku dapatkan ketika pesantren menjadi pilhan belajarku. Keistiqomahan membaca itu kebaikan demi kebaikan tumbuh di iringi dengan bertambahnya keilmuan yang di peroleh. Bertambahnya kecintaan menjadi tholabul ilmi yang berbudi di sambut dengan keikhlasan tertanam di hati.
Di tempat aku mencari ilmu, di situlah ungkapan itu rutin di serentakkan oleh para santri. Ketika adzan telah berkumandang maka syair ta’lim muta’lim imam syafi’I itu pun di dentumkan. Syair dimana imam syafi’I mengalami kesulitan dalam hafalanya. Yah di snilah cerita beliau di jelaskan.
شكوت الى وكيع سوء حفظى فارشدنى الى ترك المعاصى
                        و اخبرنى بان العلم نور و نور الله لا يعطى لعاصى  
Begitu dalam maknanya di tafsirkan. Ternyata ungkapan itu tak sembarang ungkapan. Seorang alim ulama’ Imam Syafi’I menceritakan perihal beliau kesulitan belajar. Yah penyebabnya hanyalah satu MAKSIAT. Memang perihal kesulitan belajarku tak sama dengan perihal beliau, yah aku hanyalah orang ‘awam yang hanya punya setitik ilmu dari beliau tapi percayalah ungkapan beliau itu memanglah benar.
Malaikat di ciptakan dari cahaya. Di mana cahaya itu menunjukkan seberkas kebaikan di dalamnya. Begitu juga ilmu, ilmu adalah cahaya. Terdapat beribu bahkan berjuta kebaikan terkandung di dalamnya. Tidak ada ilmu yang berdampak keburukan bagi yang mempelajarinya. Ilmu itu juga tidak akan mudah di terima bagi orang –orang yang tak berhak menerimanya.
Aku merasakan kekuatan kata-kata itu. Di pesantren yang notabenenya terlingkup dalam satu tempat dan terkungkung dalam peraturan-peraturan yang di tetapkan membuat para santri terhenti melakukan hal-hal buruk walaupun itu tak semua tapi untuk meminimalisir itu cukup. Aku menyelami pembelajaran dengan mudah. Aku selalu yakin bahwa ungkapan itu benar. Seiring bergantinya hari, bulan dan tahun maka bergantinya pula caraku untuk belajar. Hidup di pesantren semakin mudah dan mudah. Tak ada rasa kesulitan dan kejenuhan meliputi hari-hari ini. Berkutat dengan buku itu hal wajar. Menghafalkan beberapa buku pun layaknya mudah di terima oleh kepingan-kepingan neutron otak.  Robbuna Yussahil…..
Sekarang, di negri seribu benteng inilah aku merasakan perbedaanya. Pesantren yang selalu membuat kebaikan dan kerelaan itu tumbuh dengan sempurna. Pesantren yang mejadikan keilmuan bak lautan yang di hiasi dengan karang-karang indah di berbagai sudut. Pesantren yang menjadikan kegalauan menjadi kedamaian. di sini, di tempat ini, di kota ini, aku memulai pola belajar. Pola belajar di tengah-tengah kenikmatan dunia yang mengelilinginya.
Sulit!!!! Kata yang tepat untuk mengungkapakan semuanya. Apakah hati ini telah gelap dengan keburukan-keburukan yang ku lakukan? Apakah diriku sudah tak pantas menerima kebaikan ilmu itu? Apakah nur itu benar-benar sudah menjauh bahkan menghilang ? dan  Apakah nur itu sudah tak mau bersinggah pada hati ini? Kemaksiatan apa yang membuat kesulitan demi kesulitan tumbuh bagai rumput di tengah-tengah ilalang. Robbiy, iGhfirliy……

 Note: MuhasabahQ menuju kebaikan

El FaQir

Tyka
Label: | edit post
2 Responses
  1. ya aaLLah ng90 ..
    AQ tersentuh membaca goresan tintamu . . .
    mengingatkanQ saat waktu modok duLu . .
    t'bisa Q pungkiri ..
    itu semua yg mnjadi tuntunan masa kini
    pngetahuan yg sangat Luar biasa ..
    pdahaL duLu .mnganggap remeh tpi skrang semua terasa begitu indah... bgitu bermanfaat
    pnyesalan yg amat luar biasa
    semua kenangan ada d.pondok tercinta..
    beruntung pyan mndalami agama di sana semoga d.brikan yg terbaik buat.mu

    teman.mu yg t'tau apa"


  2. Tyka Manis Says:

    mkasih nggo...
    itu hanya ungkapan kerinduanku akan masa yang telah hilang dan aku tak bisa mengulanginy kembali, hanya sebuan goresan tinta, ku ukir kenangan itu dengan tulisan2 tak bermakna...
    aku sangat merindukan itu. .
    tak ada kata menyesal di awal perjalanan hidup kita nggo,,penyesalan datang di akhir hidup kita.
    tapi kita bisa memperbaikiya dengan mengatur dari awal nggo..
    indah ketika kenangn itu menjadi buah manis dalam hidup...
    semoga kau berhasil nggo..
    allah selalu bersamamu...


Posting Komentar