Tyka Manis
Terkadang kita tak sadar betapa banyak anugrah yang Sang Kholik berikan pada kita. Terkadang juga kita tak sadar bahwa kenikmatan itu terkufurkan karena perbuatan-perbuatan kita. Dan terkadang kita pun tak sadar bahwa kenikmatan telah di depan mata kita.
Ku telusuri jalan-jalan terjal. Kuhadapi kerikil-keril kecil menghadangku. Ku sapu dengan butir keikhlasan. Ku warnai dengan tiang kesabaran. Ku maknai dengan cobaan. Cukup Allah lah yang menjagaku.
Cukupkanlah cinta kasihmu menjadi penawar rinduku. Cukupkanlah kuasamu menjadi semangat bagiku. Cukupkanlah lathifmu menjadi ujung penguatku. Cukupkanlah ilmumu  menjadi asas pemahamanku. Dan cukupkanlah hatiku pada penjagaanmu.

Tiga asas Engkau cantumkan pada umat-Mu. Tidak tau bagian mana yang selama ini membekas pada diriku. Apakah itu ihsan atau iman atau hanya islam yang aku tau? Jika ihsan tak bisa melekat pada diriku maka izinkanlah keimanan itu hinggap dalam setiap nafasku mengiringi perjalananku. Dan jika memang keimanan tidak bisa aku gapai maka setidaknya islamlah yang menjadi pilihan hidup dan matiku.
Sebanyak-banyak kasih seorang hamba maka itu tak sebanding dengan kasih-Mu. Seindah-indah kata maka kata “ LAILAHAILLAALLAH” yang paling indah. Dan sesempurnanya kenikmatan maka menjadi hamba-Mu lah nikmat yang tiada tara.
Note: Anugrah terindah

El faQir

Tyka
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar