Tyka Manis
Kata menghargai memanglah tak asing terdengar di telinga kita. Ketika kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar kita pun di kenalkan menghargai teman dan sesama. Menghargai umat beragama dan lebih tepatnya di sebut toleransi.
Kedengaranya kata menghargai adalah kata yang biasa. Tapi pada dasarnya mempunyai pesona keindahan dalam pemaknaannya. Bagaimana tidak? Ketika kita menilai pekerjaan orang lain maka terlebih dulu menghargainya. Ketika berkomentar tentang baik buruknya suatu nilai maka hendaklah belajar menghargai pendapat mereka.

Di sisi pembelajaran, menghargai sangatlah di perlukan. Semisal, ketika seorang muallim menjelaskan pelajaran maka waktunya kita belajar menghargainya dengan mendengar dengan sebaik-sebaiknya. Ketika kita ingin di dengar maka kita harus belajar untuk mendengar. Ketika kita ingin pendapat kita di hargai dan di perhatikan sebaiknya belajar untuk mengahargainya jangan malah mengacuhkan.
Dalam pribadi seseorang memang terkadang lupa untuk menghargaia. Mereka lebih cenderung ingin di mengerti orang tapi mereka tidak mau mengerti orang. Bagaimana kita ingin di erhatikan jika kita pun tak bisa melakukan hal yang sama pada orang lain.
Menghargai bukanlah untuk orang lain semata. Tapi menghargai diri sendiri pun di perlukan. Semisal, ketika malam sudah larut, tapi kita tidak mau mengahrgai tubuh kita sendiri dengan mengistirahatnya. Penuhi hak-hak tubuh kita jika ita tidak ingin menderita karena sakit. Meskipun sakit itu kita tak mengharapkanya. Tapi hargailah tubuh kita.
Belajar untuk menghargai itu lebih sulit daripada kita belajar untuk berbuat.
Note: Inspirasi ketika belajar, terima kasih untuk kata-katanya
El FaQir

Tyka
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar